×

Iklan

Iklan

Pembangunan Pusat Daur Ulang Sampah Desa Tambahmulyo Disinyalir Terbengkalai

Rabu, 04 Agustus 2021 | Agustus 04, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-22T10:53:57Z


Pati,suakaindonesia.com - Proyek pembangunan pusat daur ulang sampah Wilayah Kecamatan Gabus yang berlokasi di Desa Tambahmulyo Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Jawa Tengah terancam terbengkalai, Pasalnya Proyek tersebut yang dikerjakan melalui APBD Kabupaten Pati dan melekat di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021, dengan sejumlah anggaran senilai Rp 700 juta lebih. 


Informasi yang dihimpun oleh media suaka Indonesia saat berkunjung di lokasi pembangunan Selasa (3/8/2021), Proyek yang dikerjakan oleh CV. Tiga Serangkai dan awal pengerjaannya dimulai pada 17 Mei 2021 dan dengan Batas penyelesaian pada 13 Agustus 2021 atau 90 hari kalender, Hal tersebut dapat dipastikan tidak akan selesai tepat waktu, karena sesuai informasi para tukang yang mengerjakan jarang datang untuk menyelesaikan proyek tersebut. 


"Proyek itu belum selesai, karena tukang-tukang yang mengerjakan jarang datang, dan kemungkinan proyek itu tidak bisa selesai tepat waktu,"Ungkap salah satu warga Desa Tambahmulyo yang berada di sekitar lokasi tersebut, Selasa (13/8/2021).


Menanggapi hal itu, Lan, salah satu ketua rombongan pekerja pembangunan proyek pusat daur ulang sampah ketika dikonfirmasi via pesawat selulernya mengaku bahwa proyek itu jarang dikerjakan karena ada kendala pembayaran dari pihak rekanan tersendat dan Dirinya mengaku sejak proyek itu mulai dikerjakan sudah 1,5 bulan ia bersama rombongannya tidak kerja karena terkendala dengan pembayaran.


"Memang jarang kerja, karena terkendala dengan pembayaran dari pihak rekanan, saya tidak masalah, cuma pekerja-pekerja saya ketika mengharapkan pembayaran namun tidak dikasih" ungkapnya.


Masih lanjutnya, Setiap kali pembayaran selalu dicicil dan tidak tepat waktu, sehingga untuk memenuhi kebutuhan para tukang selalu terkatung katung, Pihak rekanan beralasan ketika ditanya selalu berdalih menunggu pencairan dari pihak bank, sehingga untuk pekerjaan hanya bisa dilakukan seminggu 2 kali, dan pembayaran yang diberikan juga tidak bisa mencukupi kebutuhan Para Pekerja.


"Terakhir kami kerja hari sabtu, sebenarnya saya masih ingin kerja, cuma tukang-tukang saya yang sudah terlanjur kecewa, karena pembayaran tidak bisa diharapkan tepat waktu Dan Bila dikerjakan Sesuai target proyek tersebut tidak akan bisa selesai sampai tepat waktu, meskipun itu dikerjakan sampai 20 orang, bahkan sampai kerja lembur" imbuhnya. 


Kepala Dinas DLH Purwadi juga sudah menghubungi untuk menanyakan kenapa para tukang ini tidak mau kerja, hanya saja sesuai alasan bahwa para tukang ini tidak akan kerja apabila pembayaran upah selalu macet atau tidak sesuai harapan. 


"Kadis sudah menghubungi saya, menanyakan kenapa libur, jawab kami  karena tidak dibayar, sehingga para tukang ini tidak mau kerja, dan sesuai penyampaiannya Kadis juga sudah membuat Surat Peringatan (SP), bahkan juga sudah dilaporkan ke Bupati,"Jelas Lan meniru pernyataan Kadis. 


Dari hasil koordinasi dengan pegawai DLH Ragil, bahwa besok (Rabu, red), para tukang akan diganti, namun itu tidak masalah, yang penting para tukang yang bekerja sebelumnya bisa dibayar,"Saya masih ingin kerja, kalau mau dilanjutkan dengan tukang lain ya silahkan, selama ada anggaran, saya tidak ada masalah, cuma tukang-tukang saya yang kecewa, karena ketika pembayaran diharapkan, namun tidak dikasih" Pungkasnya.

Reporter : Basudewo
×
Berita Terbaru Update